RATUSAN SANTRI LDII KEDIRI MENGIKUTI PEMBEKALAN CALON MUBALIGH

RATUSAN SANTRI LDII KEDIRI MENGIKUTI PEMBEKALAN CALON MUBALIGH

Abd. Hamid Hamdah, Kepala KUA Kunjang


Bherenk.com, (24/03/2022). 8 Program Pengabdian LDII adalah bentuk sumbangsih LDII untuk bangsa, yaitu Wawasan Kebangsaan, Prinsip Dakwah dan akhlak bangsa, Pendidikan karakter, Pangan dan Lingkungan Hidup, Ekonomi Syariah, Pengembangan Pengobatan herbal, Pemanfaat Teknologi Digital Produktif, Pemanfaatan Energi Baru-Terbarukan.



Pada program kedua, Prinsip Dakwah dan Akhlak Bangsa, LDII bekerjasama dengan berbagai pihak berhasil mencetak dai-dai muda untuk malaksanakan amar makruf nahi munkar, dengan dakwah santun sesuai dengan prinsip dakwah LDII yaitu berbuat baik (ihsan), keteladanan (uswatun hasanah), ikhlas, budi pekerti yang mulia (akhlakul karimah), toleransi (tasamuh), menggembirakan pada orang lain (tabsyir), bertahap (tadarruj), kesatuan (al wahidah), pembinaan (binaa), musyawarah, kebangsaan, dan universal.



Hal tersebut yang mengilhami Ponpes Nurul Azizah menggandeng KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan Kunjang melakukan pembekalan untuk 170 santriwan dan 130 santriwati pada Sabtu, 24 Maret 2022 di aula Ponpes Nurul Azizah, Balongjeruk.



Abdul Hamid Hamdah, Kepala KUA, menilai saat ini, dakwah di media sosial tingkat toleransinya meningkat sehingga tidak mudah menyalahkan orang lain yang tidak merasa paling benar sendiri, dakwah di media sosial tingkat toleransinya meningkat sehingga tidak mudah menyalahkan orang lain dan merasa paling benar sendiri.



“Apapun keyakinan agamanya atau  organisasinya, maka yakinilah bahwa ajaran agama atau orgnisasinya adalah yang paling benar namun jangan pernah menyalahkan keyakinan orang lain, sehingga kehidupan sosial kita akan harmonis.  Namun sebaliknya jika  merasa paling benar sendiri serta menyalahkan keyakinan orang lain karena hal inilah yang bisa memunculkan konflik horizontal karena akan saling menghina sehingga kehidupan sosial bisa disharmonis” kata Abdul Hamid Hamdah, Kepala KUA Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri.




Lebih lanjut, Hamid,  menekankan bahwa berilmu itu harus bersanad, punya guru yang mengajarkan, tidak hanya membaca buku sendiri  apalagi hanya melalui google, medsos (media sosial) tanpa adanya guru, yang tidak ada saringannya, ketika mereka tidak tahu, tidak paham, maka salah pula dalam memahami ajarannya, maka belajar seperti para santri yang sedang menimba ilmu di pondok LDII  inilah yang kita harapkan, mereka menuntut ilmu dan mempunyai guru.





Sumber :

https://ldiikediri.com/300-santri-ponpes-nurul-azizah-ikuti-pembekalan-calon-muballigh/

Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: