Oleh : Bherenk
Penasaran dengan wisata edukasi Bukit Kayu Putih yang berada di Mojokerto, maka sore itu perjalanan saya dari Surabaya ke Jombang saat sampai Mojokerto tiba tiba pengen mampir ke tujuan wisata yang baru dibuka resmi sekitar bulan September 2021 ini, meskipun katanya ujicoba nya sudah lama.
Dari Pabrik Ajinomoto Mojokerto lurus ke arah utara sampai mentok pertigaan Gedek belok kanan hingga mentok ke perempatan Tanjungan, dari perempatan Tanjungan ambil kanan atau ke arah Timur hingga ketemu lampu merah Jetis lalu belok kiri sekitar 2 km sampailah di lokasi Bukit Kayu Putih tepatnya di Desa Kupang Kec. Jetis Kab. Mojokerto, perkiraan waktu tempuh jika di hitung start dari pabrik Ajinomo sekitar 30 menit dg kecepatan rata rata 60/km, jalur ini jika terus ke utara maka akan sampai ke Dawar, Benjeng, Cerme, Gresik dst.
Sesampainya di lokasi wisata Bukit Kayu Putih, terlihat antrian menuju area parkir, meskipun tempat parkir antara mobil dan motor sudah dipisah namun masih terjadi antrian panjang untuk masuk area parkir mobil termasuk saya, usut punya usut letak masalahnya pada pintu keluar-masuknya area parkir mobil masih jadi satu sehingga menyebabkan arus krodit, kedepan barangkali managemen wisata ini bisa membuatkan pintu keluar-masuk tersendiri, juga mungkin petugas parkirnya juga minimal dibekali keilmuan perparkiran yang memadai standar tempat wisata termasuk seragamnya.
Saat jam di HP menunjukkan pukul 19.15 WIB baru saya bisa masuk area wisata Kayu Putih, namun sebelum bisa masuk area wisata saya harus antri tiket dulu, ya lumayanlah berdiri 15 menit untuk bisa dapat tiket dengan merogoh kocek 10 ribu, katanya sih tiket bisa ditukar minuman atau apa gitu.
Begitu masuk area saya disambut beberapa sales promotion, sempat cicipi potongan ayam filet crispy atau apa gitu, kemudian si sales nyodori brosur menu makanan yang ternyata stand kedainya ada di dalam area wisata ini.
Suasana di lokasi wisata malam ini cukup ramai, setelah melewati sales promotion, di depan terlihat gundukan bukit yang sudah dihiasi berbagai tanaman terdapat juga air mancur yang semburannya mengenai tanaman, mungkin dimaksudkan juga untuk menyirami tanaman yang ada di gundukan bukit yang tingginya kurang lebih 20 meteran ini, di sisi gundukan juga terdapat tulisan besar dari lampu hias terbaca Bukit Kayoe Putih sebagai icon tempat wisata ini, juga bisa dijadikan spot selfi.
Untuk mencapai puncak bukit terdapat jalan setapak yang bertingkat di sisi kanan dan kiri. Sesampainya di atas bukit saya disuguhi pemandangan malam yang gemerlap, sejauh mata memandang ke bawah bukit terlihat gemerlap lampu kerlap kerlip, suasana kota Mojokerto terlihat indah, mungkin benar kata orang bahwa tempat wisata ini bagusnya pas malam hari dengan cuaca terang.
Di atas bukit terdapat hamparan dataran seluas kira-kira 1.500 m² an. Di area puncak bukit ini terdapat cafe, mungkin kafe ini miliknya pengelola wisata ini. Cafe ini lumayan lengkap menunya, mulai makanan ringan, nasi goreng, berbagai varian minuman rasa, tentunya juga ada kopi berbagai varietas. Untuk menikmati menu di cafe ini saya harus menuju kasir untuk pesan dan langsung bayar layaknya pesan makanan ditempat cepat saji lainnya.
Setelah menunggu 30 menitan terdengar suara dari micropon memanggil nama saya pertanda pesanan saya sudah siap diambil di loket semula, orang yang duduk di belakang saya ngomel kok saya belum dipanggil ya padahal sudah 1 jam lebih nungu, mungkin dia pesannya banyak, gumam saya dalan hati, karena saya perhatikan dia bersama keluarganya banyak sekali sekitar 7 orang, namun meskipun demikian menurut saya mestinya memang tidak boleh lama dalam pelayanan, tapi ya sudah lah yang pesanan saya sudah selesai. Hehehe...maaf.
Untuk menikmati menu makanan atau minuman disini disediakan berbagai pilihan tempat duduk, bisa duduk di kursi di dalam cafe, bisa duduk dikursi di pinggir bukit yang dikasih pembatas pagar besi sambil menikmati panorama malam gemerlapnya lampu di bawa bukit hingga suasana gemerlapnya kota Mojokerto, atau kita bisa sambil duduk lesehan beralaskan rumput sintetis sembari rebahan karena disediakan kasur mini untuk dijadikan tempat duduk atau sekedar rebahan.
Saya nikmati kopi dan kentang stick goreng ala cafe Wisata Kayu Putih ini dengan duduk di kursi pinggir bukit sembari melihat pemandangan malam ke bawah bukit, stick kentang gorengnya lumayan enak ndak kalah dengan stick kentang goreng yg biasanya ada di rumah makan ayam goreng, cuman kopinya yang kurang nendang dibanding di Wonosalam Jombang dengan harga yang sama.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB saat saya lirik HP saya, kopi dan kentang sudah ludes saya lahap, kopi 10rb kentang 12rb, tiket masuk 10rb, parkir 5rb sudah cukup bisa menikmati tempat wisata yang katanya untuk mengedukasi masyarakat akan pelestarian, pengolahan kayu putih ini, namun saya belum mengetahui dimana lokasinya atau mungkin hanya pas siang hari saja, saya kurang tahu karena tidak sempat tanya tanya sama petugas.
Menuruni area bukit ini saya harus melewati turunan terjal tanpa undakan, untuk orang usia sepuh kayaknya kesulitan, kemudian melewati lorong bunga yang sisi kiri bawahnya terlihat ada kolam renang yang belum selesai pembangunannya dan masih dikasih semacam police line. Setelah melewati lorong bunga kemudian kita akan disuguhkan berbagai warung rakyat yang menyediakan berbagai menu lokalan, ini mungkin kedai atau warung yang disediakan untuk masyarakat sekitar lokasi, yang akhirnya mampu meningkatkan perekonomian mereka. Karena sudah hampir pukul 21 30 WIB lokasi wisata ini sudah mau tutup, saya tidak bisa menyusuri semua warung hingga ke bawah bukit, saya putuskan untuk naik lagi menuju pintu keluar yang diujungnya ada spot selfi berbentuk sarang burung.
Menuju area parkir terlihat hanya 20 an kendaraan tersisa, padahal saat awal masuk tadi sangat padat kendaraan yang parkir hingga ke pinggir jalan raya.
Ya lumayanlah hari minggu tanggal 05 Oktober 2021 saya bisa melihat wisata kayu putih ini, minimal jika ada sanak keluarga atau sahabat yang ingin ke wisata ini bisa memberikan gambaran obyektif, tempat wisata ini cocoknya untuk liburan keluarga, kurang cocok untuk sekedar kongkow sendirian atau dg sahabat-sahabat, atau kongkow dengan teman sekolah, atau dengan rekan kerja sepertinya kurang nyaman. Kalau dengan keluarga itupun harus sore hingga malam hari kayaknya, karena kalau siang hari mungkin panas sebab belum banyak tanaman atau perindang lainnya. Pihak managemen bisa menambahkan tempat duduk disepanjang jalan setapak menuju warung yang di bawah untuk sekedar istirahat, menambah kenyamanan pengunjung.
Google Map Bukit Kayu Putih
Mtrsuwun makasih