SEDEKAH MAKANANNYA ORANG DERMAWAN ADALAH OBAT

Oleh : Ustadz Rojim RA

Surat Ali 'Imran Ayat 92

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Saat ngaji dalam lailatul ijtima pengajian rutin Ranting NU Candimulyo edisi 85 di Mushola Baiturrohman Nglundo utara, Kamis (8/8/2019), Wakil Rois Syuriah PCNU Jombang, KH M Soleh, menjelaskan dawuh Nabi Muhammad sollallahu alaihi wa sallam. "Makanan orang luman itu obat. Makanan orang pelit itu penyakit," tuturnya.

Ibaratnya, orang pelit kalau bikin minum manis,  pakai pemanis obat gula sehingga menjadi penyakit. Kalau orang luman, pakai gula asli sehingga sehat.

Orang pelit kalau nggodok wedang kopi, gak sampek umep. Karena wedi gas e entek. Sehingga perut jadi senep.
Kalau orang luman, nggodoke mesti sampek umep. Bahkan diumepno selama tiga menit sehingga semua kuman mati.

Alkisah, Imam Syafi’i suatu hari mengunjungi Imam Ahmad bin Hanbal di rumahnya. Beliau berdua makan malam bersama. Kemudian imam Syafi’i tidur di kamar yang sudah disiapkan.

Di pagi hari, putri Imam Ahmad bin Hanbal bertanya kepada ayahnya. Wahai ayah, mohon maaf, apa beliau itu imam Syafi’i yang ayah sering memujinya? 

Imam Ahmad menjawab, betul wahai putriku, ada apa? 
“Maaf ayah, aku perhatikan darinya tiga perkara."

Pertama, saat kami hidangkan makan malam, beliau makan sangat banyak sekali.

Kedua, ketika beliau masuk kamar, beliau tidak bangun lagi untuk salat malam. 

Ketiga, kala subuh tiba, beliau tidak wudhu untuk salat dan langsung salat tanpa berwudhu dulu.

Imam Ahmad lantas mengutarakan tiga hal itu kepada Imam Syafi’i dan didengarkan juga oleh putri Imam Ahmad. 

Imam Syafi’i menjawab. Wahai Ahmad, aku makan banyak karena aku tahu makananmu dari yang halal, dan engkau adalah orang yang dermawan. Sedangkan makanan orang yang dermawan adalah obat dan makanan orang pelit adalah penyakit. Maka aku makan bukanlah untuk kenyang, tapi untuk berobat dengan perantara makananmu itu.

Kedua,  semalam aku tidak bangun malam, karena ketika aku meletakkan kepalaku untuk tidur, tampaklah di hadapanku lembaran-lembaran al-Quran dan Sunnah. Maka aku dianugerahi  Allah dapat menyelesaikan  72 masalah dalam ilmu fiqih. Yang aku berharap dapat membawa manfaat untuk kaum muslimin. Inilah sebabnya  aku tidak punya kesempatan untuk salat malam.

Ketiga, aku tidak berwudhu dulu untuk salat subuh berjama’ah, karena sungguh kedua mataku tadi malam sama sekali tidak tidur. Semalaman penuh aku terjaga, maka aku salat subuh dengan kalian masih menggunakan wudhu isya.

Mugi Allah paring kita saget dados tiyang luman.


Penulis tinggal di Jombang


Arti : 
Luman = Dermawan
nggodoke mesti sampek umep : Merebusnya sampai mendidih




Posting Komentar